ILMU DAKWAH
ditulis oleh: Talinda Ainil Fitrah
A.
Pengertian Dakwah Kontemporer
Dakwah yang
pada intinya menyeru kepada Allah, adalah kewajiban setiap muslim. Kesadaran
ini penting ditanamkan pada setiap muslim. Allah SWT. berfirman dalam QS.
an-Nahl 16:125 yang artinya “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”
Dakwah
kontemporer adalah dakwah yang dilakukan dengan cara menggunakan teknologi
modern yang sedang berkembang, misalnya televisi, radio, media cetak, internet,
dan lain-lain. Dakwah kontemporer ini sangat cocok apabila dilakukan di
lingkungan masyarakat kota atau masyarakat yang memiliki latar belakang
pendidikan menengah keatas. Teknis yang ada dan yang digunakan
dalam dakwah kontemporer ini juga sangat berbeda dengan dakwah
kultural. Jika dakwah kultural pada umumnya dilakukan dengan cara
menyesuaikan budaya yang ada pada masyarakat setempat, tetapi dakwah
kontemporer dilakukan dengan cara mengikuti teknologi yang sedang
berkembang pada saat ini.
Persaingan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, khususnya dalam bidang
periklanan adalah merupakan tantangan bagi para da’i kita untuk segera
berpindah dari kebiasaan dakwah kultural ke dakwah kontemporer. Dakwah
kontemporer yang dimaksud adalah, dakwah yang menggunakan fasilitas teknologi
modern sebagaimana iklan yang lagi semarak dewasa ini.
Dakwah
kontemporer yang memanfaatkan teknologi modern lebih banyak manfaatnya dari
pada dakwah kultural yang masih harus menyesuaikan dengan kondisi budaya
masing-masing daerah. Materi dakwah yang tepat untuk menghadapi masyarakat
modern ini adalah materi kajian yang bersifat tematik. Artinya Islam harus di
kaji dengan cara mengambil tema-tema tertentu yang sesuai dengan tuntutan
zaman.Sedangkan fasilitas yang tepat adalah dengan menggunakan media cetak dan
elektronik, karena dengan menggunakan media cetak dan elektronik hasilnya akan
lebih banyak serta jangkauannya lebih luas.
*Dalam istilah, Kontemporer
disebut teologi pembebasan, yang berfungsi membebaskan manusia dari berbagai
belenggu, terutama belenggu sosial dan structual
B. Problematika Dakwah pada era Kontemporer
Ada tiga problematika besar yang dihadapi dakwah
pada era kontemporer ini antara lain:
pertama, pemahaman masyarakat pada umumnya terhadap dakwah lebih
diartikan sebagai aktifitas yang bersifat oral communication (tabligh)
sehingga aktifitas dakwah lebih beriontasi pada kegiatan-kegiatan caramah.
Kedua, problematika
yang berasifat epistemologis. Dakwah pada era sekarang bukan hanya bersifat
rutinitas, temporal dan instan, melainkan dakwah membutuhkan para dikma
keilmuan. Dengan adanya keilmuan dakwah tentunya hal-hal yang terkait dengan
langkah srategis dan teknis dapat dicari runjukannya melalui teori-teori dakwah.
Ketiga, problem
yang menyangkut sumber daya manusia. Aktivitas dakwah masih dilakukan sambil
lalu atau menjadi pekerjaan sampingan. Imlikasinya banyak bermunculan da’i yang
kurang profesional, rendahnya penghargaan masyarakat terhadap profesi da’i, dan
lemahnya manajerial yang dilakukan oleh da’i dalam mengemas kegiatan dakwah.
C. Media Dakwah Kontemporer
Hamzah Ya’qub membagi sarana
dakwah menjadi lima macam, yaitu: lisan, tulisan, audio, visual, dan akhlak
(Amal Fathullah Zarkhasyi, 1998: 154). Dari lima macam pembagian tersebut secara
umum dapat dipersempit menjadi tiga media yaitu:
a. Spoken words adalah media dakwah yang berbentuk ucapan atau bunyi yang di tangkap dengan indra telinga, seperti radio, telepon, dan lain-lain
a. Spoken words adalah media dakwah yang berbentuk ucapan atau bunyi yang di tangkap dengan indra telinga, seperti radio, telepon, dan lain-lain
b. Printed writings adalah berbentuk
tulisan, gambar, lukisan dan sebagainya yang dapat di tangkap dengan mata.
c. The Audio visual adalah berbentuk
gambar hidup yang dapat didengar sekaligus dilihat, seperti televisi, video,
film dan sebagainya.
Dilihat dari segi sifatnya media dapat digolongkan menjadi dua kategori
yaitu Media dakwah tradisional dan media dakwah modern.
Media Dakwah Tradisional berupa berbagai macam seni dan pertunjukan
tradisional, dipentaskan secara umum terutama hiburan yang bersifat komulatif.
Sedangkan Media Dakwah Modern di istilahkan dengan media elektronik yaitu media
yang dihasilkan dari tekhnologi seperti televisi, radio, pers, internet dan
sebagainya.
*Fathul
Wahid, e-Dakwah: Dakwah melalui Internet (Yogyakarta: Gava Media, 2004), hal. 7-8.
D. Metode Dakwah untuk Menghadapi
Problematika Dakwah Kontemporer
Metode dakwah adalah cara mencapai tujuan dakwah, untuk
mendapatkan gambaran tentang prinsip-prinsip metode dakwah dan teknis dakwah
kontemporer serta dakwah kultural. Jika dakwah kultural dilakukan dengan cara
menyesuaikan budaya masyarakat setempat, sedangkan dakwah kontemporer dilakukan
dengan cara mengikuti teknologi yang sedang berkembang. Persaingan di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, khususnya dalam bidang periklanan
adalah merupakan tantangan bagi para da’i
untuk segera berpindah dari kebiasaan dakwah kultural ke dakwah
kontemporer.
Metode Dakwah Islam yang menekankan
ada tiga prinsip umum metode dakwah yaitu:
·
Metode hikmah menurut Syeh Mustafa Al-Maroghi dalam
tafsirnya mengatakan bahwa hikmah yaitu
Perkataan yang jelas dan tegas disertai dengan dalil yang dapat
mempertegas kebenaran, dan dapat menghilangkan keragu-raguan.
·
Metode mau’izah khasanah Ibnu Syayyidiqi adalah memberi
ingat kepada orang lain dengan pahala dan siksa yang dapat menaklukkan hati.
·
Metode mujadalah dengan sebaik baiknya berdakwah menurut Imam Ghazali dalam kitabnya
Ikhya Ulumuddin menegaskan agar orang-orang yang melakukan
tukar pikiran itu tidak beranggapan bahwa
yang satu sebagai lawan bagi yang lainnya, tetapi mereka harus
menganggap bahwa para peserta mujadalah atau diskusi itu sebagai kawan yang
saling tolong menolong dalam mencapai kebenaran. Demikianlah antara lain pendapat sebagian
Mufassirin tentang tiga prinsip metode tersebut.
E. Materi Dakwah
Pada dasarnya
materi dakwah adalah ajaran Islam yang memiliki karakter sejalan dengan fitrah manusia
dan kebutuhannya . Sirah nabawaiyah mengajarkan kepada kita bahwa materi
pertama yang menjadi ladasan utama ajaran Islam yang disampaikan Rasulullah Saw
kepada umat manusia adalah masalah yang berkaitan dengan pembinaan akhlak
mulia, keimanan, Komunikas yang benar, status dan tujuan hidup manusia di
dunia, dan tujuan akhir yang, harus dicapainya almusawah, persamaan manusia dihadapan
Allah Swt dan al-’adalah, keadilan yang harus ditegakkan oleh seluruh manusia
dalam menata kehidupannya. Persamaan dan keadilan ini pada dasarnya merupakan
konsekuensi logis dari akidah Islam.
Selama ini
Islam seringkali dipahami hanya sebagai persoalan ibadah saja, yang
pemaknaannya masih terbatas pada pola hubungan hamba dengan Tuhan (vertikal). Sehingga
penyebaran dakwah yang terjadi di masyarakat lebih banyak menyoroti persoalan
ibadah kepada Allah SWT secara ekslusif, tanpa memaknainya secara luas.
Padahal, Islam memiliki spirit pembebasan,yang meniscayakan pola hubungan yang
tidak saja vertikal kepada Tuhan, tetapi juga pola hubungan yang horisontal
terhadap sesama manusia. Islam sebagai agama memiliki tanggung jawab sosial agar masyarakat
memiliki perilaku sosial yang bertanggungjawab, transparan dan
berkeadilan.Islam sebagai agama yang membebaskan semestinya mampu menjawab
problem-problem kemanusiaan, seperti ketidakadilan penindasan, kemiskinan dan kesewenang-wenangan.
Atas dasar itu, para pengemban dakwah
saat ini harus jenius dalam menyampaikan pesanpesan kenabian agar mampu menumbuhkan
kesadaran yang termanifestasikan ke dalam ucapan, pikiran dan bahkan tindakan.
Maka dari itu
para pendakwah saat ini juga harus mampu menjadi contoh agar pesan-pesan yang
diajarakan bersifat“muharrikah” yang
mampu menggerakkan kesadaran sebagai hamba dan sekaligus khalifah Allah. Dengan
demikian , orientasi yang dilakukan dalam kegiatan dakwah, di samping
pembentukan akidah dan akhlak, isu dan meteri dakwah yang perlu mendapatkan perhatian
serius adalah menyangkut pemenuhan kebutuhan primer sasaran dakwah, seperti
sandang, pangan, papan,dan pendidikan. Kenyataan menunjukkan adanya orang atau
kelompok orang yang secara rela ataupun terpaksa mengorbankan akidah, akhlak, maupun
kehormatan untuk memenuhi tuntutan primernya.
F. Strategi Dakwah Kontemporer
1. Dakwah tidak mengenal ruang, waktu, dan tempat
2. Risalah
Islam yaitu :
a. Aqidah
Tauhid
b. Syariah (
Ibadah dan Muamalah)
c. Akhlak (
Etika dan Prilaku)
3. Dimensi
Islam yaitu :
a. Syariah (
Ibadah dan Muamalah)
b. Akhlak (
Etika dan Prilaku)
4. Sumber
hukum ( Ajaran) Islam adalah :
a. Al- Qur’an
b. Hadits /
Sunnah
c. Ijma
d. Qiyas
5. Hadits dan sunnah dalam pengertiannya ada sedikit perbedaan yaitu :
a. Hadits suatu perkataan, perbuatan dan
taqriri yang hanya di nisbatkan kepada
Nabi Muhammad. SAW.
b. Sunnah suatu perkataan, perbuatan dan taqriri
yang di nisbatkan kepada Nabi Muhammad.
SAW. Dan bisa kepada para shahabat.
c. Hadits itu
matannya ( teks/ tulisan)
d. Sunnah (
lebih kepada perbuatan)
Adapun metode atau strategi dakwah kontemporer
lainnya adalah :
1. Metode Ceramah
Yakni: Suatu cara lisan dalam
rangka pengajian dakwah yang dilaksanakan oleh dai kepada mad”u atau dapat
dikatakan menyajikan keterangan kepada orang lain agar dapat dimengerti apa
yang disajikan, metode ini sebagaimana telah disinggung dalam Al Quran surat An
Nahl 125 dengan menggunakan (memberi nasehat yang baik).
2. Metode Tanya Jawab
Metode ini biasanya digunakan
bersamaan dengan metode lain yaitu metode ceramah juga melengkapi metode di
atas dalam rangka mencapai tujuan dakwah, tanya jawab wajar pula digunakan
menyelingi pembicaraan-pembicaraan (ceramah) untuk menyemangatkan mad”u. Tanya
jawab.
3. Metode Pendidikan dan Pengajaran Agama
Pengajaran adalah alat perantara
bagi pencapaian tujuan pendidikan, sedang pendidikan merupakan cara yang
ditempuh untuk mencapai tujuan dakwah. Pendidikan agama sebagai metode dakwah
pada dasarnya membina (melestarikan) fitrah anak yang dibawa sejak kecil atau
sejak lahir, yaitu fitrah beragama (perasaan berTuhan). Karena pendidikan.
Islam merpakan proses pengarahan perkembangan kehidupan dan keberagamaan
peserta didik ke arah kehidpan Islami.
4. Metode Keteladanan
Metode keteladanan atau dikenal
dengan istilah “demonstration method” atau “direct method” yakni suatu cara
memperlihatkan sikap gerak-gerik, kelakuan, perbuatan dengan harapan orang
dapat melihat, menerima, memperhatikan, dan mencontoh. Sehingga dilihat dari
sudut dakwah, metode demonstrasi itu sangat menimbulkan kesan yang besar,
karena panca inderaa dan bathin sekaligus dapat dipekerjakaan.
5. Metode Bil Hal
Dakwah bil hal atau dakwatul hal,
adalah cara untuk menanamkan, meresapkan dan mengamalkan ajaran Islam dengan
sebenarnya tanpa melalui banyak bicara, untuk pemenuhan kebuutuhan manusia baik
duniawi maupun ukhrawi. Karenanya tepat apabila pada era pembangunan dewasa
ini, ditetapkan program dakwah bil ha sebagai prioritas dengan tujuan
meningkatkan harkat dan martabat umat terutama dari golongan berpenghasilan
rendah.
Disamping lima metode di atas yang telah saya
sebutkan ada cara2 lain atau strategi berdakwah dikalangan remaja saat ini,
dengan kita liat perkembangan zaman pada saat ini kita bisa mengunakan strategi
dakwahdikalangan remaja dengan mengunakan media masa atau internet,
tulisan-tulisan yang ilmiah yang ada di duniaislam.org sesuai dengan
perkembangan remaja masa kini, dakwah seperti inilah yang sangat praktis,
modern, cara penyampaiannya
Banyak anak muda masa kini yang setiap hari
menggunakan gadget bisa dengan mudah mengakses internet maka duniaislam.org
hadir untuk memberikan artikel islam maupun artikel hukum islam dan berita
islami masa kini yang di kemas dengan simple dan mudah di pahami
Dengan fasilitas yang sangat canggih inilah
tidak membutuhkan waktu,tempat tertentu, kita bisa melakukannya kapan pun kita
mau, lain halnya dengan dakwah langsung bil lisan yang sangat membutuh kan
tempat, waktu, dan kondisi tertentu. Dari cara inilah kita harapkan para remaja
masa kini menyukai dan tersentuh hatinya dalam membacanya, dan dapat berubah
pergaulannya dengan apa yang kita inginkan, karna seorang pemuda itu adalah
cermin maju tidaknya Negara kita yang akan datang semua itu dapat kita lihat
dari para pemuda pemu di suatu Negara
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Anas, Paradigma Dakwah
Kontemporer, (Semarang: IAINWaliSongo Press, 2006)
Hafi, Anshari, Pemahaman dan
Pengamalan Dakwah, (Surabaya:Al-Ikhlas, 1993)
Hasjmy, A, Dustur Dakwah MenurutAl-Qur’an, ( Jakarta: BulanBintang, 1974)
Hasjmy, A, Dustur Dakwah MenurutAl-Qur’an, ( Jakarta: BulanBintang, 1974)
Helmy Masdar, Dakwah dalam Alam Pembangunan,
(Semarang: CV.Toha Putra,1973)
Hidayat, Komaruddin,
MemahamiBahasa Agama Sebuah Kajian Hermeneutik. ( Jakarta:Paradigma, 1996)
Hossein, Nasr, Seyyed,
Spiritualitasa dan Seni Islam, (Bandung:Mizan, 1993)
http://kanzanmakhfiy.blogspot.com ht t p: //ui n- s uk a . i nf
o/huma s Generated
Kafie, Jamaluddin, Psikologi
Dakwah, (Surabaya: INDAH, 1993)
Kartono, Kartini, Psikologi Umum, (Bandung: Mandar Maju, 1990)
Koentjaraningrat, Metode-metode
Penelitian Masyarakat, ( Jakarta:Gramedia, 1985)
Kusnawan, Asep, Ilmu Dakwah Kajian
Berbagai Aspek, (Bandung: Pustaka Bani Qiraisyi, 2004)